Jumat, 23 Juni 2023

Menuju pedalaman lampung timur

Usai mendistribusikan Al-Quran di Pulau terluar provinsi Lampung, pulau sebesi dan sebuku tim BWA melanjutkan kegiatan di wilayah pedalaman. 

Dalam distribusi tahap pertama ini kami sengaja memprioritaskan wilayah terluar terpencil dan pedalaman dahulu. karena sepengalaman kami mendistribusikan Al-Quran ke daerah-daerah inilah yang secara akses masyarakatnya untuk mendapatkan Al-Quran sulit.

Jum'at 23/6, kali ini wilayah pedalaman yang akan dituju merupakan salah satu wilayah yang dulunya adalah daerah transmigrasi Metro Lampung Timur Kecamatan Sekampung yang dibuka pada tahun 1941. Maka jangan heran walaupun berada di Lampung tapi nama-nama desa atau nama daerahnya banyak berasal dari nama asal daerah di Jawa. 

Tim BWA berangkat dari Bandar Lampung jaraknya sekitar 108 km melalui Jalan Lintas Sumatera. Sekitar dua setengah jam perjalanan kami putuskan berhenti sejenak untuk mengambil gambar video karena melihat banyak anak-anak bersepeda berangkat mengaji. 

Melihat semangat anak-anak mengaji yang begitu banyak sekalian saja kami bagikan Al-Quran wakaf ini di TPA Al Kautsar Sumbersari Bantul. Meskipun masih kecil-kecil namun ternyata anak-anak ini ngajinya sudah masuk di Al-Quran dan juga ada beberapa anak yang menggunakan Iqro. 

Anak-anak di TPA Al Kautsar Sumbersari Bantul sangat senang mendapat Al-Quran baru, sebanyak 60 eksemplar Al-Quran kami bagikan. Ada Al-Quran Mushaf dan juga ada yang terjemah. 

Di akhir perjumpaan ada satu anak yang malu-malu datang menghampiri tim BWA, dengan wajah polosnya ia mengatakan "Al-Quran ini saya minta buat ibu boleh...? Ibu saya nggak punya Al-Quran di rumah pak". MasyaAllah, iya ambil aja semoga kamu jadi penghafal Al-Quran ya dek. Doakan para wakif agar semoga berkah selalu diberi kesehatan dan dilapangkan rezekinya ya dek. Aamiin.
Read More

Hanya ada 1 Al-Quran di musholah ini

Sebuah nasehat "sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”  begitulah ujar bapak Ahmad Saeroji imam Musholah desa Teluk Baru, pulau sebesi. 

Jam sudah menunjukan waktu dzuhur, niatnya habis sholat mau langsung makan bersama team. Pas ke belakang untuk mengambil air wudhu ternyata keran mushola mati, kami tanya kepada Bapak Imam ini kenapa airnya kok tidak nyala? Oh itu kerannya sudah rusak tidak bisa dipakai, sudah lama belum diperbaiki karena belum ada dananya. 

Akhirnya kami diarahkan untuk berwudhu di rumah-rumah tetangga. Kebanyakan MCK disinpi berada di luar rumah dengan bilik setengah dada. Setelah wudhu langsung masuk ke shaf jamaah salat dzuhur. 

Selesai salat kami bertanya kepada bapak imam meminta izin untuk mengecek ketersediaan Al-Quran yang ada di mushola. Setelah dicek ternyata hanya ada hanya ada 1 mushaf saja yang kondisinya pun sudah tidak layak pakai. 

Bapak Ahmad Saeroji menceritakan kepada tim kondisi Al-Quran yang ada di mushola hanya ini saja. Di sini ada 40 kepala keluarga yang juga banyak tidak memiliki Al-Quran, jadi tidak ada yang menyumbang dan membantu memakmurkan tempat ibadah. Kalau mau ngaji setelah sholat, ya hanya 1 Al-Quran ini saja yang ada. 

Alhamdulillah amanah Al-Quran para wakif kami sampaikan kepada bapak Ahmad Saeroji imam Musholah desa Teluk Baru, pulau sebesi sebanyak 2 dus atau 40 mushaf Al-Quran yang sebagian ditaruh di mushola dan sebagiannya lagi untuk diberikan kepada masyarakat. 

Bapak Ahmad Saeroji mengucapkan terimakasih, Al-Quran ini akan digunakan untuk kegiatan mengaji, semoga menjadi pahala Jariyah untuk para wakif. Amin ya robbal alamin.

#waplampung
www.bwa.id
Read More

Rabu, 21 Juni 2023

1 Rak Al-Quran Rusak

Sampai di Pulau sebesi 09.35wib langsung kami berkoordinasi dengan tim partner lapang. Sepertinya untuk keliling pulau kami harus menyewa beberapa motor agar dapat digunakan untuk mengangkut Al-Quran. 

Dalam kegiatan distribusi Al-Quran ini tim BWA juga ditemani oleh kawan-kawan dari komunitas Risma (Remaja islam masjid) Nurul Huda kalianda diwakili oleh ichwan nurutdin machruf.

Salah satu fokus perhatian kami dalam pendistribusian kali ini yakni lembaga pendidikan seperti TPQ, TPA, Pesantren dan majelis taklim. Menurut info dari ichwan bahwa anak-anak masyarakat di pulau ketika menjelang sore mereka aktif mengaji hingga waktu Isya. 

Salah satu tempat pendidikan yang kami singgahi di desa tejang pulau sebesi yakni TPQ Al-hidayah binaan ustadzah Manda. Senang banget ngelihat suasana anak-anak ngaji dan bersholawat. Kami diajak masuk ke ruang pengajian untuk melihat langsung isi rak Al-Quran. Kaget banget, lemari 3 susun yang ternyata isinya Al-Quran lama kondisinya sudah tak layak pakai, halamannya sudah hilang-hilang dan beberapa masih digunakan untuk mengaji. 

di TPQ Al-hidayah binaan ustadzah Manda ini jumlah santri yang mengaji kurang lebih ada 80 orang. Ada yang tingkatan mengajinya Iqro, Juz Amma dan Al-Quran. Karena membawa Al-Qurannya sedikit untuk sementara baru bisa dikasih 40 mushaf. 

Ustadzah Manda menyampaikan rasa syukur kepada para wakif semoga berkah selalu diberikan nikmat iman dan nikmat Islam serta dijaga kesehatannya dan diluaskan rezekinya. Mohon doa agar anak didik kami menjadi para penghafal Al-Quran Amin ya robbal alamin.
Read More

Tak ada yang jual AlQuran di Pulau Sebesi


Pulau sebesi merupakan pulau terluar yang terletak di antara Selat Sumatera dan Jawa berdekatan dengan anak Gunung Krakatau. Mayoritas penghasilan utama masyarakat di pulau sebesi dari hasil berkebun, seperti pisang, kopra dan kakao. 

Untuk menuju ke pulau sebesi tim BWA berangkat dari pelabuhan Canti dengan menggunakan transportasi umum kapal laut KM Batanghari 2. Setelah loading Al-Quran sebanyak 500 eksemplar perjalanan pun dimulai. Baru aja keluar dari dermaga canti sekitar 15 menit kapal sudah mulai oleng dihantam gelombang 2,5 meter dari arah tenggara laut. 

Perjuangan yang sangat luar biasa dalam menyampaikan amanah Al-Quran wakaf ke wilayah pulau terluar di provinsi Lampung. Selama di kapal salah satu tim program Weli Kurniawan menggali cerita kepada nahkoda kapal, Kapten Isnan. "Perjuangan Tim BWA ini sangat luar biasa, menyeberangi laut yang kondisi cuacanya tidak menentu, membawa Al-Quran yang merupakan pedoman petunjuk hidup".ujar Capt Isnan. 

Bantuan Al-Quran seperti ini sangat diperlukan sekali bagi kami masyarakat yang ada di pulau, untuk memiliki Al-Quran masyarakat harus membeli ke kota Kalianda. Al-Quran paling murah memang harganya hanya Rp100.000 Mas, tapi kan ongkosnya ini bisa dua kali lipat. Kalau naik kapal aja PP Rp60.000 itu belum makan dan lain-lain. Di Pulau sebesi anak-anak kalau sudah waktu sore aktif mengaji. Maka jangan heran kalau nanti tim keliling pulau akan banyak menemui kondisi TPQ yang Al-Qurannya sudah rusak dan hilang halamannya.
Read More

Minggu, 11 Juni 2023

Puluhan tahun tak berharap bayaran

Pada saat pendistribusian Al-Quran di pulau Batu Atas timur, team BWA singgah di TPQ Ar rahim yang dibina oleh ustadzah Wayku. Beliau mempersilahkan tim BWA masuk melihat langsung santri yang sedang belajar Iqro dan Al-Quran. 

Sore itu jumlah santri yang hadir ada sekitar 30 Santri sedangkan kondisi yang team BWA lihat di rak penyimpanan buku-buku hanya terdapat beberapa Al-Quran saja yang layak pakai, dan Al-Quran yang lainnya banyak sudah lusuh dan tak layak pakai. 

Ustadzah Wayku menceritakan kepada kami bahwa beliau ini sudah mengajar lebih dari 40tahun sejak masih remaja hingga kini sudah memiliki cucu. Tidak ingin anak-anak generasinya buta huruf Al-Quran ustadzah Wayku pun tidak mengharapkan bayaran dari orang tua santri karena memang ustadzah paham betul kondisi ekonomi masyarakat pulau mencari uang itu setengah mati bergantung dengan kondisi alam laut. 

Tapi alhamdulillah sudah 2 periode kepala desa batu atas timur mulai memperhatikan guru ngaji, sebulan ustadzah Wayku mendapat intensif dana desa 150rb yang diberikan per 6 bulan sekali.

Selama kekurangan Al-Quran dari BWA 2016 lalu ustadzah Wayku menyisihkan uangnya untuk membeli Al-Quran ke Bau-bau 2-3 buah Al-Quran untuk mengaji bergantian.
Read More

1 Al-Quran setara 600ribu

Setelah 23 jam berlayar dengan kondisi ombak yang cukup keras dari arah timur laut. Alhamdulillah akhirnya sampai juga di pulau Batu Atas tepatnya di desa Batu Atas Timur

Selama dikapal memang serba salah kalo sudah musim ombak keras, tiduran bosan duduk pun badan oleng. bahkan beberapa santri mabuk laut selama perjalanan dan yang lebih sengsaranya santri tidak bisa memasak dengan kondisi kapal yang di ombang ambing gelombang laut, dan akhirnya team pun harus bertahan menahan lapar ditengah gelombang laut. 

Dari kejauhan pulau batu atas sudah agak nampak namun di waktu subuh ini kami masih belum bisa sandar di pelabuhan hingga akhirnya menunggu gelombang reda. Jam 10.30Wita kami sandar agak ke tengah laut karena dermaga nya agak dangkal khawatir kapal kami karam. 

Jam 11.00 team kedaratan jumpa dengan Kepala Desa Batu Atas Timur. Bapak Anhaluddin sedikit perkenalan dari team BWA dengan maksud tujuan membagikan Al-Quran wakaf dan iqra. 

Sebagai kepala desa saya sangat terharu sekali kedatangan saudara dari jauh yang sedia datang di Pulau terpencil ini di ujung Sulawesi Tenggara, apalagi ini Mulia sekali membawa Al-Quran wakaf untuk masyarakat kami. Pernah datang juga bantuan dari Badan Wakaf Al-Quran tahun 2016 lalu sebanyak 1000 buah Al-Quran untuk 1kecamatan/7desa yang sampai saat ini kondisi Al-Quran nya sudah rusak. 

Semenjak belum adanya bantuan Al-Quran lagi, masyarakat kami kalau membeli Al-Quran harus ke kota Bau-bau. yang jika diuangkan Al-Quran sekarang Rp130.000 ditambah ongkos naik kapal pulang pergi kalo dihitung 600ribuan. Artinya satu Al-Quran bisa seharga itu. ujar Bapak Anhaluddin. 

Beliau menyebutkan di desanya ini terdapat 6 TPQ alhamdulillah yang diberikan BWA untuk desa kami ada 560 buah yang insyaallah setiap Kepala keluarga disini mendapatkan 1buah Al-Quran. Dengan semangatnya team BWA langsung diajak berkeliling desa membagikan AlQuran ke TPQ dan ke masyarakat. 

Barakallahu tanggapan masyarakat sangat luar biasa salah satunya ibu Wa Ode Amira yang mendapatkan Al-Quran saat team BWA berkeliling desa. Beliau menyampaikan rasa terimakasih yang sangat dalam tahun ini dapat Al-Quran padahal tahun 2016 lalu beliau berharap agar dapat Al-Quran juga tapi karena sedang pergi sehingga tidak kebagian. semoga menjadi pahala jariyah untuk para pewakif aamiin.
Read More

Sabtu, 11 Februari 2023

Pulau Bukide, 1 Al-Quran untuk 4 anak.

 
09/02/23
Rencana tim BWA kali ini akan menyampaikan amanah Al-Quran wakaf sampai ke pulau-pulau kecil yang ada di sebelah timur Pulau Sangihe. Dan salah satu pulau kecil yang akan disinggahi yakni Pulau Bukide. 

Untuk sampai di Pulau Bukide, tim harus menyeberangi laut menggunakan kapal Pumpboat kurang lebih 90 menit dari pelabuhan petta. Perjalanan Menuju Pulau Bukide, tim ditemani oleh partner lapang Ustad Sapri saenong dan Ustad Sutardji. 

Di Pulau bukide tim sampai di Masjid Al Hijrah Limbodo, Kampung Bukide Timur, Kecamatan Nusa Tabukan. Masjid ini dibangun tahun 90 dan jumlah penduduk muslim yang tinggal di sini ada 40 KK. Alhamdulillah kedatangan tim BWA disambut oleh ketua DKM masjid Bapak Wibisono. 

Sebanyak 60 eksemplar Al-Quran yang diamanahkan, kami berikan untuk masyarakat yang tinggal di kampung Bukide Timur, lingkungan Limbodo. Al-Quran diterima langsung oleh Bapak Wibisono, beliau sangat terharu sekali menerima Al-Quran wakaf karena baru pertama kali ini ada lembaga yang datang memberi bantuan Al-Quran. Karena sebelumnya kami harus bersusah-susah untuk meminta Al-Quran apalagi ini akan menyambut bulan Ramadan. Alhamdulillah adanya Al-Quran wakaf ini akan disampaikan ke tiap-tiap kepala keluarga yang ada di sini harapannya satu KK dapat Al-Quran. 

Setelah serah terima Al-Quran, kemudian Bapak Wibisono mengajak tim untuk melihat langsung kondisi Al-Quran yang ada di rak lemari masjid. Ternyata ada banyak sekali Al-Quran yang kondisinya udah rusak, sedangkan yang masih utuh dan layak pakai hanya ada 8 mushaf. Bapak Wibisono menyampaikan rasa syukur terima kasih karena sebelumnya di Pulau bukide ini bertahun-tahun anak-anak kami mengaji menggunakan satu Al-Quran dipakai bergantian "bahkan satu Al-Quran pun untuk berempat". Ujar bapak Wibisono

Read More