Kamis, 22 Juli 2021

Tetap Menjunjung Tinggi Asas Kesederhanaan Ditengah Masuknya Budaya Modern


Desa Kramat, merupakan salah satu desa terpencil yang berada di kec. Kilo kab. Dompu, NTB. Berada di sebelah utara kota Bima untuk menuju ke desa Kramat hanya bisa melalui jalan lintas lingkar kilo selain itu rupanya jarak antar desanya pun cukup jauh. Terlebih akibat banjir beberapa tahun silam menyebabkan jalur menuju desa kramat banyak yang terputus. Sehingga mau tidak mau apabila ingin menuju ke desa Kramat harus melewati sungai.



Di Desa Kramat terdapat salah satu pesantren yang memiliki prinsip sederhana dan tetap mempertahankan budaya serta alam sekitar, Masyarakat sekitar mengenalnya sebagai Pondok Pesantren Hadnurlaili.


Posisi Ponpes Hadnurlaili ketika menuju kesana disebelah kanan dan kiri jalan masih merupakan hutan jati dan jambu mete, suasana ini membuat ponpes Hadnurlaili masih seperti berada ditengah hutan. 


Ketika team BWA sampai suasana pesantrennya pun masih sangat tradisional dan sederhana, bangunan kecil yang hanya terbuat dari kayu sisa-sisa pemotongan kayu. Hal ini membuat kita seperti berada pada jaman dahulu tahun 60-an, dimana sekolah-sekolah masi  terbuat dari kayu dikelilingi oleh pohon-pohonan.


Bangunan sekolah santri terbagi tiga yaitu musholla, kelas dan asrama. Ada hal yang unik ketika sampai di ponpes Hadnurlaili ini, untuk mengakali keterbatasan ruangan belajar Ustad Hasanuddin selaku pimpinan ponpes Hadnurlaili membuat kelas outdoor yang terletak dibawah pohon jambu mete yang rindang dengan menggunakan ban-ban mobil yang tidak terpakai dan kayu-kayu sisa untuk kursinya. Menurut Ustad Hasanuddin belajar di alam dapat membuat santri-santri lebih mudah dalam menghafal dan melatih qorinya.


Ponpes Hadnurlaili sangat jauh dari kata modern namun santri-santri disana sangat antusias dalam menghafal maupun berlatih qori. santri disini usianya beragam, bahkan ada yang usia nya sudah 21 tahun. 


Setiap sore hingga menjelang maghrib dipelantaran mereka duduk-duduk sambil mengahafal, ada juga yang melatih qorinya di asrama, suaranya yang merdu terdengar hingga keluar asrama. Melihat antusias para santri tersebut dalam menghafal dan melatih qorinya, sangat tidak heran jika kondisi Al-Quran disini sudah banyak yang tidak layak.


Bahkan Al-Quran yang di bawa oleh team BWA pada tahun 2020 lalu kondisinya pun sudah mulai banyak yang rusak sampulnya. Artinya sudah jelas bahwa Al-Quran BWA yang di berikan tahun lalu sering digunakan.


Karena itu pada saat WAP Road Trip NTB tahap 2 dilaksanakan pada 22 Juli 2021 - 1 Agustus 2021. Team BWA sengaja kembali mengunjungi Ponpes Hadnurlaili ini untuk mengecek kondisi Al-Quran. Alhamdulillah team banyak mendapati kondisi Al-Quran yang banyak sudah tidak layak.


Karena lokasi pesantren yang sangat jauh dan tidak memungkinan untuk membeli Al-Quran sendiri. BWA menyalurkan sebanyak 580 Al-Quran yang  para  wakif titipkan kepada kami telah diterima langsung oleh pimpinan ponpes Hadnurlaili yaitu Ustad Hasanuddin. InsyaAllah Al-Quran yang telah disalurkan akan sangat bermanfaat untuk para santri nantinya dan InsyaAllah Pahalanya akan terus mengalir. 


Follow IG @weli_kurniawan

Jangan Lupa YukBantu Jaga Akidah Saudara Muslim Kita di Pelosok-pelosok negeri melalui www.bwa.id

Bisa langsung Transfer melalui Rekening an Badan Wakaf Al-Quran

🏧BNI Syariah 155.000.1511
🏧BCA 6270.1666.26
🏧Mandiri 122.000.3.000.000
🏧Permata Syariah 097.554.1088
🏧Danamon Syariah 103.730.008
🏧CIMB Niaga Syariah 860.000.111.500
🏧BRI Syariah 1038.57.4082

Sertakan kode unik Rp 464,- pada akhir nominal, contoh : Rp. 100.464,- Konfirmasi transfer kirim ke 
0812-1199-7115 ( @weli_kurniawan )

Bagikan ke teman baik kita semoga menjadi investasi amal jariyah pahala ila yaumil qiyamah, aamiin







EmoticonEmoticon