Senin, 09 Januari 2023

Surau peradaban islam di tanah minang



Minggu 8/1/23

Saat team BWA distribusi Al-Quran di Surau Darul Hikmah Kampung tengah Pagaruyung, Kec Tanjung emas Batusangkar kami bertemu dengan Datuk Thamrin beliau berprofesi sebagai guru ngaji.

Uniknya dikala usia beliau melewati angka 72tahun yang namanya urusan pendidikan agama masih sangat bersemangat. Datuk Thamrin mulai mengajar ngaji dari tahun 1978 sampai saat ini, artinya sekitar 44 tahun ia terus mengemban dakwah. 

Saat bertemu dengan team BWA banyak menuturkan cerita pengalaman mendidik. Masa-masa tahun 70an dikala pasca terjadinya perang PRRI dimana banyak masyarakat Sumatera Barat saat itu terjadi genosida namun Datuk Thamrin tetap menghidupkan aktivitas surau dengan membina akhlak dan pengetahuan agama islam bagi anak-anak muda di generasinya. 

Pada tahun 80an anak-anak mengaji di surau semakin banyak hingga mencapai lebih dari 100orang yang belajar mengaji, kala itu dengan ukuran surau yang kecil anak-anak mengaji al-quran bergantian di surau dengan 5 lampu petromak sebagai lampu penerang anak-anak mengaji. Kalo sudah mengaji apalagi bulan Ramadhan tadarusan itu bisa sampai jam 1 malam. 

Surau selalu menjadi tempat teramai bagi anak-anak mengaji meskipun kerap kali dalam belajar al-quran, batang rotan Datuk Thamrin menghampiri anak didiknya. meskipun terlihat keras namun ternyata pengajaran seperti itu ditahun 80an selalu membekas bagi anak didiknya. Bahkan ada anak didik Datuk Thamrin kala itu akan mengikuti lomba MTQ saat belajar itu kerap dapat salam dari batang rotan meski mengajinya sambil mengeluarkan air mata tapi Alhamdulillah pelajarannya jadi membekas sampai ini anak berhasil menjadi Qori terbaik mewakili daerah Pagaruyung. 

Datuk Thamrin mengatakan dalam mendidik anak-anak "Rasulullah SAW bersabda: "Perintahkan anak-anakmu melaksanakan sholat sedang mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka karena tinggal sholat sedang mereka berusia 10 tahun." tahun 80-90an itu mencari al-quran sangat sulit karena terbatas yang menjual maka dari itu surau menjadi tempat yang berarti bagi kami ditanah minang. 

Kalo menang lomba MTQ senangnya bukan main karena sudah pasti akan dapat al-quran baru. Guru-guru ngaji seperti kami tidak mendapat bayaran karena piti saat itu susah jadi biasanya dari zakat fitrah setiap tahun sekali, dan sampai akhirnya masuk tahun 90an listrik mulai mengalir ke surau kami. 

Sekarang anak didik kami sudah banyak jadi guru ngaji dan tentunya surau pun semakin bertambah. Alhamdulillah kedatangan team BWA membawa al-quran sangat diperlukan sekali bagi surau kami semoga bantuan al-quran terus ada untuk kami biar terus dapat menunjang dan mensuport kegiatan belajar mengajar di surau.


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:P
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
(m)
8-)
:-t
:-b
b-(
:-#
=p~
$-)
(y)
(f)
x-)
(k)
(h)
cheer