Jumat, 10 Februari 2023

Dilema dakwah Pulau terpencil

Jumat 10 Februari 2023
Distribusi Al-Quran di wilayah kepulauan memang selalu memiliki cerita yang sangat menarik, dan hari ini perjalanan tim BWA sampai ke ujung selatan Pulau Tahuna tepatnya di desa ngalipaeng 2.

Selama dua setengah jam perjalanan darat melewati perbukitan tepat jam 11.30 team BWA sampai di Masjid Al Fajar ngalipaeng 2, Alhamdulillah langsung berjumpa dengan Ustadz Abdul Hafiz (Dai Pulau terpencil Kepulauan Sangihe asal Parigi motong Sulawesi Tengah). 

Setelah melaksanakan salat Jumat Ustadz Abdul Hafiz sebagai takmir masjid langsung berdiri memberikan pengumuman kepada masyarakat adanya kehadiran tim BWA di lingkungan ngalipaeng 2. Rupanya beliau masih ingat betul awal pertama kali kami survei saat datang tanggal 18 November 2021 ketika itu jaringan sinyal Hp masih belum ada di desa ini dan jalan yang ditempuh pun selama lima setengah jam dari kota Tahuna. 

Alhamdulillah sebanyak 160 eksemplar Al-Quran diberikan langsung kepada Ketua Majelis Taklim, Badan takmir masjid dan para santri yang hadir di saat salat Jumat. Diserahkan dari partner lapang BWA Ustadz Sapri Saenong dan Weli Kurniawan program BWA. Setelah pembagian Al-Quran kami diajak makan siang dan diajak berkeliling ke gedung TPQ untuk melihat langsung anak-anak yang sedang mengaji. 

Bangunan madrasah yang di gunakan menjadi TPQ ini rupanya menjadi pusat kegiatan belajar anak-anak masyarakat desa ngalipaeng 2, bangunannya sudah tua atap plaponnya sudah banyak yang rontok tapi beginilah kondisi di kepulauan. Dari TPQ tim BWA diajak menuju ke pelabuhan Alhamdulillah sepanjang jalan banyak jemuran hasil panen buah pala. Buah pala ini merupakan salah satu penghasilan utama hasil kebun dari masyarakat di Kepulauan Sangihe.

Di pelabuhan ngalipaeng 2 Ustadz Abdul Hafiz berbagi cerita pengalaman dakwah kepada tim BWA, yang sampai saat ini masih beliau jalani. Datang ke desa ngalipaeng 2 tahun 2007 dengan niat mengembangkan dakwah Islam, menjadi guru madrasah sampai akhirnya mendapat jodoh dan menetap di sini. 

Saya bersyukur sekali bantuan Al-Quran wakaf sebanyak ini karena baru pertama kali apalagi beberapa bulan lagi menyambut Ramadan tentu masyarakat akan semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaannya dengan membaca dan mempelajarinya. Insya Allah beberapa Al-Quran terjemahan yang diberikan ini juga akan saya berikan ke pulau sebelah di Pulau beeng laut dan pulau beeng daratan. 

Cerita dakwah tentang pulau beeng laut umat muslim tinggal 8 KK dan sisanya non Islam. Sampai saat ini saya sering prihatin, karena kalau masuk salat Jumat seperti ini jika tidak ada Dai yang ke sana biasanya tidak ada salat Jumat sedangkan jalan menuju ke pulau beeng laut harus menyewa kapal pamboat dengan biaya Rp 1.500.000 pulang pergi. Bilamana ada kedukaan biasa masyarakat Pulau beeng Laut memanggil kami untuk melaksanakan fardhu kifayah. Ujar Ustadz Abdul Hafiz.


EmoticonEmoticon